Bisnis.com, JAKARTA- -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) saat penutupan perdagangan Senin (22/9/2014) tercatat melemah 7,78 poin atau 0,15% ke level 5.219,8.
IHSG membuka perdagangan hari ini melemah 0,16% ke 5.219,33.
IHSG ditutup melemah 0,15% ke 5.219,8. “Mengawali pekan ini, laju IHSG berbalik ke zona merah seiring imbas laju bursa saham Asia yang berada di zona merah, setelah dilanda aksi profit taking. Pelaku pasar pun memanfaatkan kondisi ini untuk ikut jualan, sehingga penguatan IHSG selama 3 hari berturut-turut gagal kembali melanjutkan kenaikannya. Variatifnya transaksi asing antara net buy dan net sell yang dibarengi dengan kembali menguatnya nilai tukar rupiah kurang dapat menjaga IHSG untuk bertahan dalam tren penguatan jangka pendeknya. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 5.228,91 (level tertingginya). Pada mid sesi 1 menyentuh level 5.208,95 (level terendahnya) jelang pre closing. Berakhir di level 5.219,80. Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan net buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell,” kata Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK – CSA) Reza Priyambada dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (22/9/2014).
IHSG saat penutupan perdagangan Senin (22/9/2014) tercatat melemah 7,78 poin atau 0,15% ke level 5.219,8. “Pergerakan IHSG masih dilanda oleh tekanan di awal pekan dengan kategori sehat dan wajar pasca mengalami kenaikan pekan sebelumnya,” kata Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (22/9/204).
IHSG tertahan di zona merah hingga akhir perdagangan. Pada pukul 16.00 WIB, indeks itu ditutup pada level 5.219,8 atau melemah 0,15%. Sektor infrastruktur menjadi penekan indeks dengan koreksi 0,86%.
Jelang akhir perdagangan, IHSG belum berhasil keluar dari zona merah. Pada pukul 15.29 WIB, indeks terpantau turun 0,13% ke level 5.220,74. Dari 502 saham yang ada, 90 menguat, 191 saham melemah dan 221 stagnan.
IHSG melemah 0,14% ke 5.220,5. ”IHSG terimbas efek koreksi di Dow Jones Futures. Koreksi intraday ini hanya efek sementara dengan penguatan rupiah dibawah 12.000 harusnya memberikan sentimen positif untuk bargain hunting saham big cap bank dan telekomunikasi. Ada potensi sesi 2 close IHSG positif lagi,” kata Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko saat dihubungi hari ini, Senin (22/9/2014).
IHSG melemah 0,14% ke 5.220,5. ”IHSG terimbas efek koreksi di Dow Jones Futures. Koreksi intraday ini hanya efek sementara dengan penguatan rupiah dibawah 12.000 harusnya memberikan sentimen positif untuk bargain hunting saham big cap bank dan telekomunikasi. Ada potensi sesi 2 close IHSG positif lagi,” kata Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko saat dihubungi hari ini, Senin (22/9/2014).
IHSG melemah 0,19% ke 5.217,8. “IHSG bergerak flat dan membentuk doji yang mengindikasikan potensi pembalikan arah. MACD berpotensi membentuk slip-golden cross. Resisten pada kisaran all time high sebelumnya atau kisaran 5.265, dan support terdekat pada kisaran 5.185. Terdapat potensi penutupan gap pada kisaran 5.113—5.127 dan 5.077—5.088,” tulis HP Analytics dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (22/9/2014)
Mengawali sesi II, pelemahan IHSG sedikit menajam. Pada pukul 13:33 WIB, indeks terpantau ada di level 5.219,34 atau turun 0,16%. Sektor infrastruktur masih menjadi penekan utama dengan koreksi sebesar 1,21%.
IHSG ditutup melemah pada akhir perdagangan sesi I. Pada pukul 12.00 WIB, indeks terpantau ada di level 5.219,93 atau terkoreksi 0,15%. dari 502 saham yang ada, 108 menguat, 158 melemah, dan 236 stagnan
IHSG melemah 0,06% ke 5.224,3. “Net sell asing pada pk. 11:32 WIB sebesar Rp44,5 miliar. Ini terbilang kecil. Sementara itu indeks bergerak konsolidasi, karena tekanan tidak terlalu jelek,” kata Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya saat dihubungi hari ini, Senin (22/9/2014).
IHSG melemah 0,13% ke 5.220,64. “Indeks sudah tiga hari berturut-turut naik. Perdagangan juga dibayangi aksi profit taking. Di samping itu pasar juga memamtau rencana kenaikan harga BBM,” kata Analis Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono yang dihubungi hari ini, Senin (22/9/2014). Seperti diketahui pada perdagangan 17 September, IHSG naik 1,12%. Pada 18 September menguat 0,38%, dan pada 19 September naik 0,37%.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (22/9/2014) dibuka melemah 0,16% ke 5.219,33.
IHSG diperkirakan menguat pada pergerakan perdagangan pekan ini. “Diperkirakan pekan depan, IHSG akan berada pada rentang support 5.109-5.120 dan resisten 5.245-5.275. IHSG membentuk pola menyerupai piercing line di bawah upper bollinger bands. MACD cenderung mendatar gagal membentuk death cross dengan histogram negatif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic mencoba berbalik naik. IHSG sempat di area target kisaran support (5.115-5.135), namun juga mampu melewati target resisten (5.162-5.184). IHSG sesuai dengan harapan yang kembali mencoba menguat. Diharapkan tren ini masih dapat berlanjut di pekan depan seiring masih adanya sentimen positif,” kata Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK – CSA) Reza Priyambada dalam risetnya.
HD Capital memprediksi IHSG pada Senin (22/9/2014) masih akan melanjutkan penguatannya. “Proses rebound IHSG dari low 5.117 diperkirakan masih akan berlanjut ,” kata Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko dalam risetnya.
IHSG diprediksi menguat pada Senin (22/9/2014). “Makro ekonomi kita masih cukup stabil, sehingga belum ada alasan untuk adanya tekanan terhadap market, IHSG sedang berusaha menapak ke arah resisten tertingginya sepanjang masa pada level 5.264,” kata Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya dalam risetnya.
“(Senin) IHSG diperkirakan akan kembali menguat,” kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi dalam risetnya. Dikemukakan pada perdagangan Jumat (19/9/2014) IHSG ditutup naik 0,37%) ke level 5.227,58 mengikuti kenaikan sejumlah bursa regional. Asing masih net buy di pasar reguler sebesar Rp375,8 miliar. Saham yang banyak dibeli asing a.l. BBRI, TLKM, BMRI, PGAS dan CPIN. Sementara itu saham yang menjadi pendorong kenaikan bursa a.l. BBCA, UNVR, AALI, WTON dan INCO.