Bisnis.com, JAKARTA- Indeks harga saham gabungan (IHSG) saat penutupan perdagangan Senin (15/9/2014) tercatat menguat 1,2 poin atau 0,02% ke level 5.144,9.
Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tertekan tajam 1,26% ke level Rp11.971/US$.
Pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG naik 0,02% ke 5.114,9. Rupiah melemah 1,26% ke Rp11.971 per dolar AS.“Pelaku pasar terlihat mulai mengakumulasi beberapa saham yang telah banyak mengalami pelemahan sebelumnya. Masih melemahnya laju rupiah dan net sell asing sempat membuat IHSG terkapar di zona merah, sebelum akhirnya dapat kembali menghijau. Aksi beli pada saham-saham industri dasar, manufaktur, dan industri dasar mampu mengimbangi sentimen negatif dari variatifnya laju bursa saham Asia, depresiasi rupiah, dan net sell asing. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 5.148,72 (level tertingginya) di mid sesi 2. Menyentuh level 5.117,73 (level terendahnya) di mid sesi 1. Berakhir di level 5.144,90. Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan net sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net buy,” kata Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK – CSA) Reza Priyambada dalam risetnya yang diterima malam ini, Senin (15/9/2014).
Pasar harap-harap cemas (H2C) degan hasil FOMC, rupiah ditutup anjlok 1,26% ke Rp11.971 per dolar Amerika Serikat. “Jelang pertemuan The Fed, laju dolar AS belum beranjak dari tren kenaikannya, sehingga mampu melibas mata uang lainnya. Rilis pertumbuhan China di akhir pekan, dan data pertumbuhan kendaraan di Australia, juga belum dapat mengimbangi kenaikan laju dolar AS. Karena dinilai belum terlalu kuat signifikan,” kata Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK – CSA) Reza Priyambada dalam risetnya yang diterima malam ini, Senin (15/9/2014). Seperti diketahui hasil pertemuan bank sentral AS baru bisa diketahui pada Kamis (18/9/2014) dini hari WIB.
IHSG menguat 0,02% saat menutup perdagangan hari ini. Indeks naik 0,02% ke 5.114,9. Rupiah melemah 1,26% ke Rp11.971 per dolar AS. “Kekuatan naik (indeks) belum berkurang,” kata Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (15/9/2014).
IHSG berhasil bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan. Pada pukul 16.00 WIB, indeks itu ditutup pada level 5.144,9 atau menguat tipis 0,02%.
Sementara itu, kurs rupiah terhadap dolar AS tertekan tajam 1,26% ke Rp11.971/US$
Jelang penutupan, koreksi IHSG makin menipis sedangkan rupiah makin tertekan. Pada pukul 15.21 WIB, indeks itu terpantau turun 0,06% ke 5.140,73.
Sementara itu, kurs rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi 0,75% ke level Rp11.911/US$.
IHSG masih terpantau melemah meskipun lebih tipis dari awal perdagangan yakni 0,07% ke 5.140,32. Adapun nilai tukar rupiah melemah tajam 0,72% ke Rp11.907 per dolar AS.
IHSG turun 0,15% ke 5.135,96. Rupiah ke Rp11.895 per dolar AS atau melemah 0,62%. “IHSG masih melanjutkan pergerakan flat-konsolidatif pada kisaran bottom box. Stochastic berada pada area oversold. Sinyal positif terbentuk apabila IHSG mampu ditutup di atas resisten terdekat, di kisaran level 5.145. Support terdekat di kisaran level 5.110, dan selanjutnya 5.075 (untuk menutup gap pada kisaran 5.113—5.127 dan 5.077—5.088),” tulis HP Analytics dalam risetnya yang diterima siang ini, Senin (15/9/2014).
Mengawali perdagangan sesi II, IHSG melemah 0,25% ke 5.130,92. Adapun nilai tukar rupiah melemah 0,64% ke Rp11.898 per dolar AS.
Akhir perdagangan sesi I, IHSG ditutup melemah 0,24% ke 5.131,17. Rupiah pada pk. 12:22 WIB melemah 0,66% ke 11.900. “Pasar masih merespons data ekonomi makro China, yaitu perlambatan pertumbuhan industri (dari 9% ke 6,9%). Pasar juga wait and see menunggu FOMC, dan pelemahan rupiah yang juga memberi sentimen negatif. Namun IHSG berpeluang untuk menguat pada akhir perdagangan ke (kisaran) 5.140 ,” kata Analis Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono yang dihubungi hari ini, Senin (15/9/2014)
Menutup perdagangan sesi I, IHSG melemah 0,24% ke 5.131,17. Adapun nilai tukar rupiah melemah 0,67% ke Rp11.901/US$
IHSG melemah 0,36% ke 5.125,55. Adapun kurs tengah rupiah ditransaksikan melemah 0,37% ke Rp11.875 per dolar AS, setelah stagnan selama 2 hari.
Rupiah tembus level 11.900 , dan bergerak di kisaran 11.851-11.907. IHSG melemah 0,38% ke 5.124,2.
IHSG turun 0,22% ke 5.132,45, Rupiah melemah 0,65% ke Rp11.899 per dolar AS. “Pada perdagangan awal pekan ini IHSG diperkirakan akan kembali bergerak bervariasi dengan kecenderungan terkoreksi, menyusul anjloknya harga komoditas dan pelemahan rupiah atas dolar AS,” kata Analis First Asia Capital David Sutyanto First Asia Capital dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (15/9/2014).
Membuka perdagangan hari ini, IHSG melemah 0,49% ke 5.118,27. Adapun nilai tukar rupiah tertekan 0,5% ke Rp11.881 per dolar AS.
Rupiah cukup dalam penurunannya mengawali perdagangan pekan ini. Rupiah melemah 0,47% ke Rp11.878 pada saat pembukaan Senin (15/9/2014). Tentunya pelemahann rupiah akan memberikan sentimen tendiri bagi pergerakan IHSG. berikut berita yang bisa diklik:
Sejumlah analis memberikan prediksi yang beragam atas pergerakan IHSG. berikut berita terkait yang bisa diklik:
ASTRONACCI: IHSG Lanjutkan Tren Bearish
HD CAPITAL: IHSG Diyakini Break 5.187, Simak 4 Saham
Gerak indeks BEI tentunya tidak lepas dari bursa regional. Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK – CSA) Reza Priyambada dalam risetnya memberikan gambaran bursa Asia, Eropa, dan AS.
Bursa Asia: Pelaku pasar masih mengkhawatirkan spekulasi kenaikan Fed Rate lebih cepat. Sentimen negatif juga datang dari pernyataan PM China Li Keqiang yang mengindikasikan pertumbuhan money-supply di perekonomian China, sehingga memberikan penilaian nantinya pemerintah RRT akan lebih fokus melakukan reformasi ekonomi dibandingkan pemberian stimulus jangka pendek
Bursa Eropa: Pelaku pasar mencermati pertemuan 28 negara di benua Eropa untuk membahas sanksi ekonomi terhadap Rusia, serta masih menimbang langkah ECB dalam melakukan stimulus yang belum diyakini dapat memacu pertumbuhan ekonomi Zona Euro
Bursa AS: Pasar mencermati kembali mencuat spekulasi bank sentral AS Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih cepat
Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan bagi investor jangka pendek diharapkan tetap waspada terhadap perubahan arah pergerakan. “Kata singkatnya harus lebih "lincah" dalam mengantisipasi gerakan market, sedangkan bagi investor jangka menengah-panjang dipersilahkan untuk melakukan akumulasi pembelian di saat saat terjadinya koreksi,” ujarnya dalam riset.
Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK – CSA) Reza Priyambada menilai masih berlanjutnya kenaikan dolar Amerika Serikat menjad tantangan bagi laju rupiah. “Di sisi lain, masih berlanjutnya pelemahan yen dan masih beredarnya spekulasi akan rencana The Fed menaikkan suku bunganya lebih cepat, masih menjadi sentimen bagi positif laju dolar AS,” kata Reza dalam risetnya.
HD Capital mengemukakan sejumlah katalis akan mewarnai gerak indeks harga saham gabungan (IHSG).
“Katalis domestik positif masih mewarnai IHSG,” kata Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko dalam risetnya.
Katalis tersebut adalah Pertama, jika sebelumnya pasar kecewa akan desas desus pemerintah membuat wacana mengubah pilkada daerah ke jalur DPRD, Namun hal ini dinilai akan sulit terlaksana. Apalagi adanya survei LSI kepada pendukung Koalisi Merah Putih memberikan hasil lebih dari 80% responden menentang perubahan UUD Pilkada, karena merusak proses demokrasi.
Kedua, pembentukan kabinet Jokowi, dan janji menaikan BBM setelah pelantikan 20 Oktober 2014.
Bisnis.com, JAKARTA- Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan depan diperkirakan berada pada rentang support 5.115-5.135, dan resisten 5.162-5.184.
Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK – CSA) Reza Priyambada mengatakan IHSG membentuk pola menyerupai bearish engulfing di bawah upper bollinger bands. MACD cenderung membentuk death cross dengan munculnya histogram negatif. RSI, William's %R, dan Stochastic berbalik turun.
IHSG, ujarnya, sempat di bawah target kisaran support (5.150-5.195), dan mampu melewati target resisten (5.228-5.247).
Meski di akhir pekan terjadi penguatan, tambahnya, dinilai belum cukup kuat jika tidak diikuti sentimen positif yang dapat melanjutkan penguatan tersebut.
“Paling tidak IHSG dapat bergerak cenderung sideways, sambil mencoba kembali menguat,” kata Reza dalam risetnya.
Reza mengatakan untuk perdagangan pekan depan sejumlah saham yang dapat dipertimbangkan antara lain ENRG, PGAS, MAIN, CPGT, AMRT, VIVA, TOTL, RALS, SMRA, MPPA, TLKM.