Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Turunkan Rating 2 Emiten BUMN

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan rating dua perusahaan BUMN, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dan PT Infofarma (Persero) Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA--PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan rating dua perusahaan BUMN, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dan PT Infofarma (Persero) Tbk.

Analis Pefindo Haryo Koconegoro mengatakan pihaknya merevisi outlook untuk peringkat Adhi Karya menjadi negatif dari sebelumnya stabil.

Prospek negatif tersebut diberikan untuk mengantisipasi melemahnya rasio struktur permodalan dan proteksi arus kas perusahaan yang diproyeksikan. Hal itu disebabkan oleh adanya tekanan pada margin profitabilitas perusahaan.

"Tekanan pada margin profitabilitas ini disebabkan oleh peningkatan biaya yang signifikan dan lemahnya pertumbuhan pendapatan," ungkapnya dalam siaran pers, Jumat (5/9/2014).

Menurutnya, kinerja emiten berkode saham ADHI pada semester I/2014 tercatat biaya operasional meningkat 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan pendapatan ADHI tercatat turun 5% year on year (y-o-y).

Penurunan pendapatan pada semester I/2014 terutama disebabkan oleh kinerja yang buruk dari divisi engineering procurement and construction (EPC).

Dia menegaskan, peringkat dapat diturunkan jika ADHI gagal untuk mencapai pendapatan yang ditargetkan dan gagal meningkatkan margin profitabilitas yang berakibat pada melemahnya rasio proteksi arus kas dan struktur permodalan.

Peringkat tersebut juga bisa berada di bawah tekanan apabila tambahan utang melebihi proyeksi, atau jika ada pemburukan lebih lanjut dari bisnis EPC yang akan memperburuk profil keuangan perusahaan.

"Prospek dapat direvisi menjadi stabil jika perusahaan dapat memperbaiki rasio proteksi arus kas dan struktur permodalan yang dihasilkan dari upaya efisiensi biaya dan peningkatan kinerja bisnis di sebagian besar segmen utama perusahaan," paparnya.

Adapun, Pefindo mempertahankan peringkat untuk ADHI dan obligasi berkelanjutan tahap I/2012 dan tahap II/2013 pada idA serta peringkat sukuk mudharabah berkelanjutan tahap I/2012 dan tahap II/2013 pada idA.

Dia menjelaskan, peringkat tersebut mencerminkan posisi perusahaan yang kuat di bisnis konstruksi domestik, rasio proteksi arus kas yang di atas rata-rata, dan keuntungan sebagai perusahaan konstruksi pelat merah. 

Kendati demikian, peringkat tersebut dibatasi oleh risiko terkait bisnis EPC, risiko terkait bisnis baru, dan lingkungan bisnis yang relatif volatile pada industri properti dan konstruksi.

Per akhir Juni 2014, komposisi pemegang saham ADHI adalah pemerintah Indonesia sebesar 51% dan publik 49%.

Sementara itu, Pefindo juga menurunkan peringkat maupun prospek peringkat PT Indofarma (Persero) Tbk. pada medium term notes (MTN) I/2012 menjadi idBB+ dari sebelumnya BBB-.

Analis Pefindo Anies Setyaningrum mengatakan pihaknya menempatkan peringkat perusahaan pada credit watch dengan implikasi negatif.

"Peringkat itu mencerminkan risiko pembiayaan kembali yang signifikan terhadap MTN yang akan jatuh tempo pada 20 Desember 2014," jelasnya.

Hingga kini, masih terdapat ketidakpastian dalam persiapan pembayaran MTN yang akan jatuh tempo. Padahal, kinerja keuangan perseroan masih dalam proses pemulihan.

Pefindo akan kembali menurunkan peringkat apabila INAF tidak menunjukkan perkembangan signifikan dalam tiga bulan ke depan.

Peringkat juga akan tertekan jika rencana pembiayaan kembali tidak terealisasi sesuai perkiraan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper