Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MINYAK MENTAH: Stok Diperkirakan Berkurang, Harga Menguat

Setelah pergerakan minyak mentah beberapa hari terakhir terus melandai, khususnya West Texas Intermediate yang sempat diperdagangkan mendekati harga terendah dalam tujuh bulan, kini komotiti tersebut mulai terdongkrak naik.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, MELBOURNE -- Setelah pergerakan minyak mentah beberapa hari terakhir terus melandai, khususnya West Texas Intermediate yang sempat diperdagangkan mendekati harga terendah dalam tujuh bulan, kini komotiti tersebut mulai terdongkrak naik.

Pasalnya, Energi Information Administration (EIA) akan segera mengumumkan data mingguan mengenai cadangan minyak AS, hari ini, yang mungkin menandakan meningkatnya permintaan terhadap bahan bakar.

Pada perdagangan hari ini pukul 19.25, WTI untuk pengiriman Oktober di New York Mercantile Exchange (Nymex) naik 18 sen atau 0,19% ke level US$93,53 per barel.

Sama halnya dengan WTI, Brent untuk pengiriman Oktober di ICE Futures Europe Exchange, London, menguat 1 sen atau 0,01% ke level US$102,66 per barel.

Berdasarkan survei yang dilakukan Bloomberg, cadangan minyak AS diprediksi turun 1,73 juta barel menjadi 360,7 juta barel pada pekan yang berakhir pada 22 Agustus.

Selain itu, dalam survei yang sama, stok distilasi, termasuk minyak pemanas dan diesel, diperkirakan ikut menyusut sebanyak 300.000 barel.

Analis sumber daya di Fat Prophets David Lennox mengatakan selama ini cadangan minyak AS yang berkaitan langsung dengan tingkat permintaan cukup melimpah dan mampu meredam sentimen geopolitik.

Dia memprediksi, meskipun tergerus, cadangan minyak masih akan cukup untuk memenuhi permintaan.

“Produksi minyak di AS sepertinya akan tetap menjaga harga untuk tidak naik terlalu tinggi,” ujarnya seperdi dilansir Bloomberg, Selasa (26/8/2014).

Sebelumnya, pada pekan yang berakhir pada 15 Agustus, persediaan minyak mentah AS juga turun 1,4 juta barel menjadi 362,5 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lucky Leonard
Editor : Saeno
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper