Bisnis.com, JAKARTA—Harga kedelai melemah dari level tertinggi dalam sepekan akibat investor tidak terlaku khawatir dengan cuaca dingin yang melanda sejumlah lahan pertanian AS.
Kontrak kedelai untuk pengiriman November turun 0,5% menjadi US$10,7925 per bushel di bursa Chicago Board of Trade dan tercatat US$10,81 pada pukul 02:10 waktu Singapura atau pukul 01:10 WIB.
Harga komoditas itu naik menjadi US$11,0725 kemarin. Harga itu merupakan yang tertinggi untuk kontrak paling aktif itu sejak 17 Juli setelah data dari pemerintah menunjukkan ekspor dari AS menanjak selama sepekan hingga 17 Juli.
Kontrak komoditas anjlok 16% tahun ini dengan perkiraan hasil panen yang meningkat di AS akan membantu peningkatan cadangan global. Sedangkan produksi domestik diperkirakan akan mencapai 3,8 miliar bushel tahun ini.
“Ada kekhawatiran bahwa cuaca akan lebih dingin dari perkiraan dan hal itu menyebabkan muncul kekhawatiran bahwa Juli dan awal Agustus merupakan masa yang kritis bagi jagung dan kedelai,” ujar Avtar Sandu, senior commodities manager pada Phillip Futures Pte di Singapura sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (25/7/2014).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel