Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK (24/7/2014): WTI Naik ke US$103,12/Barel Akibat Pasokan AS Turun

Harga minyak dunia naik pada Rabu (Kamis pagi WIB) mengalami kenaikan setelah pemerintah AS melaporkan penurunan besar dalam persediaan minyak mentahnya.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak dunia naik pada Rabu (Kamis pagi WIB) mengalami kenaikan setelah pemerintah AS melaporkan penurunan besar dalam persediaan minyak mentahnya.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, naik 73 sen menjadi US$103,12 per barel pada hari pertama perdagangannya di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman September, bertambah 70 sen menjadi menetap di US$108,03 per barel di perdagangan London.

"Penurunan dalam persediaan minyak (AS) memberi harga minyak mentah sebuah pengangkat," kata analis Jasper Lawler pada perusahaan perdagangan CMC Markets.

Sebuah laporan oleh Badan Informasi Energi AS pada Rabu mengatakan, persediaan minyak mentah Amerika jatuh sebesar empat juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Juli.

Itu menandai penurunan mingguan keempat berturut-turut dan jauh lebih besar dari penurunan 2,5 juta barel yang diperkirakan oleh para analis.

Laporan ini juga menunjukkan stok di pusat perdagangan yang diawasi ketat di Cushing, Oklahoma, turun 1,5 juta barel.

"Ini hanya hal yang musiman di mana Anda melihat stok minyak mentah sedang ditarik dan produk-produk sedang diolah saat kita berada di periode permintaan yang relatif tinggi," kata Matt Smith, analis di Schneider Electric.

"Kami berada tepat di tengah-tengah musim mengemudi di sini," Smith menambahkan, merujuk periode liburan musim panas, waktu tersibuk di jalan bebas hambantan dan jalan raya pada tahun ini.

Laporan menunjukkan tingkat pemanfaatan kilang tidak berubah dari minggu sebelumnya di 93,8%, jauh di atas kecepatan 92,3% setahun lalu, karena kilang-kilang memproses lebih minyak mentah menjadi bensin dan bahan bakar lainnya.

Sementara pedagang memantau krisis di Ukraina dan Gaza yang telah menarik perhatian internasional, kekerasan di Libya mungkin memiliki efek lebih besar terhadap pasar minyak, kata Smith.

Pertikaian berlanjut di bandara Tripoli, yang telah ditutup sejak 13 Juli karena bentrokan yang telah menewaskan sedikitnya 47 orang dan 120 orang terluka, menurut kementerian kesehatan.

Setidaknya lima tentara tewas pada Selasa dalam serangan bom bunuh diri ganda terhadap pasukan khusus di bawah komando Kolonel Wanis Abu Khamada di tenggara kota itu.

"Peningkatan kekerasan di negara yang kaya minyak akan memiliki dampak lebih besar pada minyak mentah daripada peristiwa di Gaza," kata Smith.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper