Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENJUALAN SAHAM: Wijaya Karya Siap Lego Saham Wika Realty

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. siap menjual saham milik anak usaha PT Wika Realty kepada publik maksimal 30% dari total saham.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. siap menjual saham milik anak usaha, PT Wika Realty kepada publik maksimal 30% dari total saham.

Presiden Direktur Wijaya Karya Bintang Perbowo mengatakan rencana penawaran perdana saham (initial publik offering/IPO) PT Wika Realty ditargetkan akan dilakukan minimal 2 tahun mendatang.

"Tapi Wika Realty kalau mau go public masih kurang land bank, kalau sudah kuat, baru IPO," ungkapnya Senin (21/7/2014).

Wika Realty tercatat memiliki cadangan tanah atau land bank seluas 210 hektare yang terdiri dari 120-130 Ha milik sendiri.

Sedangkan sisanya dimiliki bersama dengan partner kerja sama.

Menurutnya, gelaran IPO Wika Realty juga harus memenuhi sejumlah target yang ditetapkan induk usaha perusahaan pelat merah itu.

Dia berharap, Wika Realty akan direstui untuk go public, apabila laba bersih telah mencapai minimal Rp100 miliar.

Dia beralasan, jika laba bersih yang diraup Wika Realty belum mencapai Rp100 miliar, dikhawatirkan tidak ada yang berminat membeli saham yang ditawarkan.

Tahun ini, manajemen Wika Realty membidik target laba bersih dapat tumbuh 33% menjadi Rp120 miliar ketimbang tahun lalu yang mencapai Rp90 miliar.

Tercatat secara keseluruhan, perolehan laba bersih Wika Realty menyumbang 20% terhadap pundi-pundi keuntungan Wijaya Karya sebagai induk usaha.

Bintang menargetkan setelah anak usaha perseroan yakni PT Wika Beton melantai di pasar modal, kemudian nanti akan diikuti oleh PT Wika Realty serta disusul oleh Wika Gedung.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Natal Argawan Pardede menambahkan rencana IPO Wika Realty perlu kajian dari sisi internal dan eksternal perusahaan.

"Dari sisi eksternal, kalau pasarnya bagus, kita masuk. Dari sisi internal lebih kepada menyiapkan skala Wika Realty," paparnya pada kesempatan yang sama.

Skala yang dimaksud di antaranya dari sisi aset anak usaha emiten berkode saham WIKA itu harus cukup besar.

Saat ini tercatat total aset Wika Realty mencapai Rp1,5 triliun.

Menurutnya, valuasi saham perusahaan properti terdiri dari nilai aset bersih dan pendapatan berulang atau reccurring income.

Wika Realty ditargetkan dapat menambah jumlah reccurring income hingga 20% sampai akhir 2015.

Diperkirakan jumlah reccurring income hingga akhir 2014 mencapai 10% dari total pendapatan yang diperoleh dari pengoperasian Puspamaya Hotel di Tangerang, dan Best West Premier The Hive di Cawang.

Natal menegaskan, Wika Realty dapat segera masuk ke pasar modal, dengan catatan dapat membukukan penjualan minimum Rp1 triliun.

Hingga akhir tahun lalu, Wika Realty membukukan penjualan sebesar Rp1,2 triliun.

Hingga Juni 2014, penjualan Wika Realty mencapai Rp600 miliar dari target Rp1,5 triliun sepanjang tahun ini.

Sementara itu, emiten berkode saham WIKA ini juga segera mencairkan suntikan modal bagi Wika Realty.

Emiten BUMN ini telah memutuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk mengucurkan tambahan modal Rp150 miliar.

Saat ini, katanya, ekuitas Wika Realty mencapai Rp460 miliar.

Dengan penambahan modal tersebut diharapkan ekuitas perseroan dapat meningkat menjadi Rp610 miliar.

"Suntikan modal akan digunakan untuk mendanai working capital dan mencari lahan-lahan baru menambah land bank.Seluruhnya dari Wijaya Karya sebagai induk," jelasnya.

Di sisi lain, Wijaya Karya tidak merevisi target kinerja tahun ini meskipun hingga pertengahan tahun target kontrak baru terealisasi sebanyak 25,94%.

Dia berharap, efek psikologis Pemilu setelah pengumuman oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuat optimisme di tengah masyarakat.

Dengan begitu, proyek-proyek yang direncanakan dapat segera direalisasikan pada paruh kedua tahun ini.

Perlambatan realisasi proyek di semester I/2014, sambungnya, terjadi terutama pada proyek-proyek pemerintah.

Sebagian besar proyek pemerintah terjadi pemangkasan anggaran akibat adanya efisiensi.

Kendati demikian, setelah APBN-Perubahan diketok oleh DPR, Natal optimistis target 75% dari total proyek dapat terealisasi.

Hingga Juni 2014, tercatat kontrak baru yang diperoleh WIKA mencapai Rp6,7 triliun dari total target Rp25,83 triliun.

"Proyek pemerintah itu Rp7 triliun dari total Rp25,83 triliun. Mungkin tahun ini proyek pemerintah turun Rp1 triliun-Rp2 triliun. Tapi kami mengejar di area lain seperti proyek BUMN, swasta dan Migas," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper