Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Turun ke US$100,83 per barel, Pasokan Libya Meningkat

Harga minyak global jatuh pada penutupan Sabtu (12/7/2014) pagi WIB karena prospek meningkatnya produksi minyak Libya setelah pemberontak mencabut blokade di terminal-terminal pengiriman.
Ilustrasi harga minyak. Turun ke US$100,83 per barel karena pasokan Libya meningkat.
Ilustrasi harga minyak. Turun ke US$100,83 per barel karena pasokan Libya meningkat.

Bisnis.com, NEW YORK--Harga minyak global jatuh pada penutupan Sabtu (12/7/2014)  pagi WIB karena prospek meningkatnya produksi minyak Libya setelah pemberontak mencabut blokade di terminal-terminal pengiriman.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus di New York Mercantile Exchange, turun US$2,10 menjadi ditutup pada US$100,83 per barel, tingkat terendah sejak 12 Mei.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, turun US$2,01 menjadi berakhir pada US$106,66 per barel di perdagangan London. Ini merupakan penutupan patokan kontrak berjangka Eropa terendah sejak 7 April.

"Pasar minyak berada di bawah tekanan jual yang sedang berlangsung karena para pedagang bereaksi terhadap penurunan harga dengan menjual lebih banyak, sekalipun tanpa adanya berita 'bearish' baru yang menarik," kata Tim Evans dari Citi Futures.

Evans menunjuk bahwa pasar terus fokus pada pemulihan produksi minyak mentah di Libya.

Namun ia mencatat bahwa sebagian besar berita minggu ini "telah mengonfirmasi bahwa terminal ekspor telah dibuka kembali dan produksi secara bertahap meningkat sebagai hasil kerja sama politik yang diumumkan lebih dari seminggu yang lalu."

Produksi Libya telah sangat terbatas selama satu tahun terakhir setelah pemberontak memblokade terminal-terminal ekspor sebagai bagian dari tuntutan untuk mengembalikan otonomi di wilayah timur negara itu.

Sanjeev Gupta, kepala praktek minyak dan gas Asia-Pasifik di perusahaan konsultan EY, mengatakan harga minyak terbebani oleh segera dimulainya kembali ekspor Libya yang terganggu ke pasar global yang sudah dibanjiri dengan pasokan. (Bloomberg/Reuters)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper