Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Pasokan Kakao Dunia Bisa Jadi Peluang Bagi Indonesia

Kalangan pengusaha khawatir defisit komoditas kakao akan terjadi akibat permintaan kakao dunia terus meningkat hingga 2%-4% per tahun, sementara produksi kakao dunia tidak mampu menutup kebutuhan sebesar itu.

Bisnis.com, BANDUNG—Kalangan pengusaha khawatir defisit komoditas kakao akan terjadi akibat permintaan kakao dunia terus meningkat hingga 2%-4% per tahun, sementara produksi kakao dunia tidak mampu menutup kebutuhan sebesar itu.

Namun, pengusaha di dalam negeri justru melihat kekhawatiran tersebut sebagai peluang bagi Indonesia yang kini menjadi produsen kakao nomor tiga terbesar dunia setelah Ghana dan Pantai Gading.

Ketua Asosiasi Pengusaha Industri Kakao dan Cokelat Indonesia (APIKCI) Sony Satari mengatakan saat ini Indonesia masih sangat mungkin meningkatkan produktivitas kakao dari 500 kg per hektare menjadi dua ton per ha.

"Jika petani mampu meningkatkan produktivitas, tanpa ekstensifikasi lahan pun produksi kakao Indonesia akan meningkat. Di Aceh saja produktivitas sudah mencapai tiga ton per ha," ungkap Sony kepada Bisnis, Minggu (6/7/2014).

Untuk meningkatkan produktivitas, Sony mengatakan diperlukan bibit yang bagus, pemupukan, dan pemeliharaan yang teratur.

Di dalam negeri sendiri tingkat konsumsi kakao terus meningkat tiap tahunnya. Tahun ini konsumsi kakao nasional mencapai 500 gram per kapita, atau meningkat 25% dari tahun 2013 sebesar 400 gram per kapita.

"Namun angka ini masih kalah jauh dengan komsumsi kakao Eropa yang mencapai 8 kg per kapita," papar Sony.

Dalam kontrak antara petani dengan kalangan industri harga biji kakao mentah sekitar Rp12.200 per kg sedangkan biji kakao yang sudah difermentasi sekitar Rp13.600 per kg.

Produksi biji kakao semester ini telah mencapai sekitar 400.000 ton. Sementara target kapasitas industri pengolah kakao tahun ini mencapai 250.000 ton per tahun, meningkat dari realisasi tahun lalu yang mencapai 100.000 ton per tahun.

Sementara itu, pertumbuhan produksi kakao di Jawa Barat cukup lamban setiap tahunnya hanya mencapai 1%-2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper