Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Akan Bayar Utang US$110 Juta Lagi Hingga Akhir Tahun

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. berencana melakukan pembayaran utang senilai total US$320 juta hingga akhir tahun ini. Direktur Keuangan Garuda Handrito Hardjono menjelaskan pada kuartal I/2014 lalu perseroan telah melakukan pembayaran utang sebesar US$210 juta.
  Garuda berencana bayar utang US$110 juta lagi hingga akhir tahun. / Bisnis.com
Garuda berencana bayar utang US$110 juta lagi hingga akhir tahun. / Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. berencana melakukan pembayaran utang senilai total US$320 juta hingga akhir tahun ini.

Direktur Keuangan Garuda Handrito Hardjono menjelaskan pada kuartal I/2014 lalu perseroan telah melakukan pembayaran utang sebesar US$210 juta.

“Berarti, tinggal sekitar US$110 juta lagi yang akan dibayar hingga akhir tahun. Itu dibayar rutin setiap bulan,” tuturnya, Senin (5/5/2014).

Menurutnya, pembayaran berasal dari kombinasi antara dana internal dengan pinjaman dari sejumlah perbankan. Selain itu, Garuda juga baru memperoleh dana rights issue sebesar Rp1,48 triliun beberapa waktu lalu.

Pekan lalu, Garuda memperoleh kredit dari Indonesia Eximbank senilai Rp500 miliar. Sebelum itu, Garuda juga meraih pinjaman senilai US$100 juta dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BNII) pada 21 Maret 2014, dengan tingkat suku bunga LIBOR 3 bulan + 4% dengan jangka waktu 36 bulan.

Selain itu, Garuda menandatangani perjanjian ketentuan umum (common terms agreement) dan perjanjian fasilitas (facility agreement) dengan total komitmen US$200 juta pada 15 April 2014, yang diperuntukkan memenuhi kebutuhan umum.

Common terms dibuat antara Garuda sebagai debitur dengan Standard Chartered Bank Singapore Branch dan Emirates NBD Capital sebagai joint arranger dan bookrunner, Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited sebagai intercreditor dan facility agent, serta Standard Chartered Bank sebagai security agent.

“Pendanaan tahun ini udah clear. Semua kebutuhan, terutama belanja modal, sudah terpenuhi. Belum ada rencana aksi korporasi lain,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdiyan
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper