Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sawit Sumbermas (SSMS) Akuisisi 2 Perkebunan Tahun Ini

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) siap melakukan akuisisi dua lahan perkebunan sawit di Kalimantan Tengah guna meningkatkan lahan sawit tertanam perusahaan. Ditargetkan, proses akusisi bisa selesai tahun ini.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, KOTAWARINGIN BARAT - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) siap melakukan akuisisi dua lahan perkebunan sawit di Kalimantan Tengah guna meningkatkan lahan sawit tertanam perusahaan. Ditargetkan, proses akusisi bisa selesai tahun ini.

Direktur Utama SSMS Rimbun Situmorang mengatakan fokus utama rencana perusahaan adalah meningkatkan lahan tertanam melalui kombinasi dari penanaman organik dan akuisisi perkebunan.

Pihaknya menargetkan ada tambahan 22.000 hektare lahan sawit tertanam hingga empat tahun ke depan. Pada 2014, target ekspansi lahan sekitar 5.500-6.000 ha.

Berdasarkan data perusahaan, cadangan lahan yang sudah tertanam mencapai sekitar 42,5% atau 33.208 ha. Untuk area cadangan lahan yang belum tertanam mencapai 44.862 ha, dimana sekitar 42.007 ha telah sesuai untuk penanaman kelapa sawit baru.

“Untuk akusisi, kami masih verifikasi lahan yang mau diakuisisi, kami selalu pakai aspek kehati-hatian karena tidak ingin lahan yang diakuisisi itu bermasalah. Aspek legalitas juga jadi pertimbangan tentunya, diharapkan proses akusisi selesai tahun ini,” kata Rimbun di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Jumat (18/4) malam.

Dua lokasi perkebunan yang menjadi target akusisi tidak jauh atau masih radius 50 km dengan lokasi lahan perkebunan milik SSMS. Menurutnya, dengan tingkat kemampuan menghasilkan dana yang besar, pihaknya tidak akan mengalami kesulitan dalam memperluas lahan perkebunannya.

Mengenai nilai akusisi, pihaknya masih enggan membicarakan lantaran saat ini belum ada kesepakatan yang jelas. Yang pasti, dia menargetkan masing-masing luas lahan yang diincar dari dua lahan perkebunan milik dua perusahaan berbeda itu mencapai 9.000 ha.

“Kalau bisa kami akuisisi keduanya mengapa tidak. Saya hanya bisa memberikan gambaran, kebun yang biasa saja per hektar Rp60 juta, kalikan saja 9.000 hektare, itu untuk satu lokasi dan satu perusahaan” tambah dia.

Namun, bila perkebunan yang akan diakusisi memiliki kualitas bagus, harga yang ditawarkan bisa lebih tinggi. Paling tidak bisa tiga kali lipat atau mencapai Rp180 juta per hektar. Adapun sumber dana yang digunakan berasal dari capex tahun ini, yakni sekitar US$60 juta dan 60,5% hasil sisa IPO tahun lalu. Saat ini, sisa dana IPO perusahaan masih sekitar Rp500,5 miliar.

Menurutnya, bila dana dari capex dan IPO tidak bisa menutupi, pihaknya sudah mendapat komitmen dari bank untuk mendapatkan pinjaman. “Justru banyak bank yang menawarkan, karena kinerja keuangan kami baik. Pendanaan dari bank bisa 70% biasanya. Sampai kuartal I, capex yang terserap diperkirakan mencapai 28%.”

Akusisi lahan memang menjadi prioritas perusahaan saat ini. Rimbun mengatakan, pihaknya akan mengutamakan untuk melakukan akusisi lahan bila ada kesempatan. “Prioritas kami upstream,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper