Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Datar, Data Persediaan AS Bearish

Harga minyak di New York berakhir datar pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah laporan persediaan minyak AS yang bearish mengimbangi kekhawatiran bahwa meningkatnya ketegangan politik di Ukraina dapat mempengaruhi pasokan energi.
EIA mengatakan persediaan komersial naik 10 juta barel, jauh di atas proyeksi peningkatan 1,5 juta barel /bisnis.com
EIA mengatakan persediaan komersial naik 10 juta barel, jauh di atas proyeksi peningkatan 1,5 juta barel /bisnis.com

Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak di New York berakhir datar pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah laporan persediaan minyak AS yang "bearish" mengimbangi kekhawatiran bahwa meningkatnya ketegangan politik di Ukraina dapat mempengaruhi pasokan energi.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik tipis satu sen menjadi ditutup pada US$103,76 per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni naik 24 sen menjadi US$109,60 per barel pada perdagangan London di Intercontinental Exchange.

Krisis politik atas Ukraina mendorong harga minyak lebih tinggi pada awal perdagangan.

Salah satu upaya oleh pasukan Ukraina untuk menegaskan kembali kontrol atas wilayah timur negara itu tumbang dalam menghadapi perlawanan pro-Rusia, sehari menjelang pembicaraan internasional di Jenewa tentang meningkatnya krisis.

Para investor takut bahwa setiap konflik bersenjata skala penuh di wilayah ini akan mengganggu persediaan serta mengirim harga minyak dan gas meroket karena Ukraina merupakan saluran utama untuk gas Rusia ke Eropa Barat.

Kegagalan pembicaraan pada Kamis (17/4/2014) juga bisa mengakibatkan sanksi Barat putaran lain terhadap Rusia.

Tetapi harga minyak AS mundur dari tingkat tertinggi 1 bulan setelah laporan persediaan minyak mingguan Badan Informasi Energi AS (EIA) dirilis.

EIA mengatakan persediaan komersial naik 10 juta barel, jauh di atas proyeksi peningkatan 1,5 juta barel oleh para analis yang disurvei oleh The Wall Street Journal.

Laporan EIA "cukup bearish", kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates, sebuah perusahaan konsultan di Houston AS. "Ini memang mengimbangi beberapa kekhawatiran geopolitik atas konfrontasi yang kami lihat di Ukraina," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper