Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berikan Yield Obligasi 2014 Yang Menarik Investor

Kalangan perbankan yang akan memperkuat modal dengan menerbitkan obligasi pada 2014 disarankan untuk memberikan yield yang bagus guna mengundang investor.

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan perbankan yang akan memperkuat modal dengan menerbitkan obligasi pada 2014 disarankan untuk memberikan yield yang bagus guna mengundang investor.

Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Destry Damayanti mengatakan saingan perbankan atau korporasi untuk menarik investor membeli obligasi tak hanya dari negara berkembang, tetapi negara maju juga sudah memberikan yield yang cukup tinggi.

"Pemberian yield harus dipertimbangkan, karena di negara maju sendiri untuk obligasi 10 tahun, yield yang diberikan sudah mencapai 8,2%. Jadi saingan untuk menarik investor tak hanya dari negara berkembang, tetapi dari negara maju juga," katanya pada Bisnis, Minggu (1/12/13).

Di sisi lain, dia  memprediksikan momentum yang cukup tepat untuk menerbitkan obligasi adalah Januari 2014, karena siklus yang kerap terjadi adalah banyaknya para investor yang menginvestasikan kembali aset-aset yang dimiliki bila kondisi domestik makro ekonomi memberikan gambaran yang baik.

"Pilihan kedua, bisa menerbitkan obligasi pada Mei 2013. Karena parlemen terpilih, partai terbesar sudah dapat ditentukan dan volatilitas di pasar keuangan akan cukup teredam," ucapnya.

Pada 2014, Destry memprediksikan BI Rate akan turun perlahan pada kisaran 25--50 basis poin (bps). Namun, kalangan perbankan harus menyadari yield yang akan diberikan pada 2014, tak akan sama dengan kondisi saat 2013. Lanjutnya, yield di awal 2013 sempat pada kisaran 5%--5,5%, tetapi di 2014 ini akan ada pada kisaran 8%.

PT Bank Tabungan Negara Tbk berencana menambah modal dengan skema menerbitkan obligasi, sembari menunggu suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) turun.

Wakil Direktur Utama BTN Evi Firmansyah mengatakan perseroan akan menerbitkan obligasi sekitar Rp2 triliun pada semester II/2014. "Sebelum menerbitkan obligasi, kami akan melihat timingnya," ucapnya.

Evi mengkhawatirkan, bila BI Rate dinaikkan lagi oleh regulator pada 2014, maka perseroan akan memperhitungkan kembali bunga yang akan diberikan. Dia mengatakan kebutuhan penerbitan obligasi jug disesuaikan dengan kebutuhan perseroan, sejalan dengan arahan BI untuk menjaga kredit pada kisaran 15%--17%. (55)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper