Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Jatuh Dipicu Kesepakatan Nuklir Iran

Harga minyak jatuh pada Selasa pagi WIB setelah Iran mencapai kesepakatan dengan kekuatan dunia atas program nuklirnya selama akhir pekan, memicu harapan meningkatnya pasokan minyak di masa mendatang.

Bisnis.com, NEW YORK--Harga minyak jatuh pada Selasa pagi WIB setelah Iran mencapai kesepakatan dengan kekuatan dunia atas program nuklirnya selama akhir pekan, memicu harapan meningkatnya pasokan minyak di masa mendatang.

Minyak mentah light sweet untuk pengiriman Januari kehilangan 75 sen menjadi ditutup pada US$94,09 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari bergerak turun 5 sen menjadi menetap di US$111,00 per barel di perdagangan London, tulis Antara, Selasa (26/11/2013).

Setelah negosiasi intensif, kekuatan dunia dan Iran telah mencapai kesepakatan tahap pertama tentang program nuklir Iran pada Minggu lalu (24/11).

Kekuatan dunia, yaitu Amerika Serikat, China, Rusia, Prancis dan Inggris plus Jerman, memulai putaran terakhir pembicaraan dengan Iran pada Rabu lalu (20/11).

Kesepakatan itu dicapai setelah para menteri luar negeri dari negara-negara tersebut melakukan perjalanan tak terjadwal ke Jenewa untuk mendorong pembicaraan pada suatu kesimpulan.

Ini adalah putaran ketiga perundingan antara Iran dan enam negara dalam lebih dari sebulan. Sebagai imbalan kepada Iran untuk penghentian sementara program nuklirnya, AS akan menahan diri dari pengenaan sanksi baru.

Kesepakatan Iran mendorong harga minyak turun. Para pedagang percaya bahwa lebih banyak minyak Iran akan kembali ke pasar internasional dalam jangka panjang, dan tambahan pasokan tersebut kemungkinan membuat minyak lebih murah.

Namun Iran masih memiliki jalan panjang untuk melanjutkan ekspor minyaknya secara penuh.

Bank investasi Goldman Sachs memperkirakan dalam sebuah laporannya pada Senin bahwa volume minyak mentah Iran yang tersedia untuk pasar internasional akan "tetap tidak berubah selama setidaknya enam bulan ke depan".  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rustam Agus
Editor : Rustam Agus
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper