Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuaca Buruk, Permintaan CPO Melonjak

Permintaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada Oktober 2013 tengah meningkat di pasar internasional yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak menentu di beberapa negara.

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada Oktober 2013 tengah meningkat di pasar internasional yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak menentu di beberapa negara.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan mengatakan volume ekspor CPO dan turunannya pada Oktober 2013 meningkat sebesar 13% atau 213.000 ton dibandingkan dengan September 2013 menjadi 1,856 juta ton. Angka ini juga lebih tinggi hingga 30% dibandingkan dengan kinerja ekspor periode yang sama tahun lalu yaitu 1,424 juta ton.

“Pasar global CPO mendapatkan moment-nya kembali di pasar global dimana permintaan mulai meningkat diiringi dengan harga yang mulai membaik seminggu terakhir ini,” kata Fadhil dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Senin (18/11/2013).

Dia menjelaskan kenaikan permintaan ini ditopang oleh permintaan dari China, India, dan Uni Eropa. India masih menjadi negara pengimpor tertinggi dengan pembelian 488.000 ton atau meningkat hingga 13% dibandingkan dengan September 2013.

Meningkatnya permintaan tersebut, lanjutnya, disebabkan panen kedelai di India yang jauh lebih rendah dari perkiraan awal. Hal tersebut juga diikuti dengan panen bahan mentah minyak nabati lainnya. Uni Eropa mencatatkan kenaikan yang signifikan hingga 52% dari 260.000 ton September 2013 menjadi 395.000 ton Oktober 2013.

Fadhil menuturkan kenaikan ini dipengaruhi oleh pemberlakuan bea masuk anti dumping (BMAD) terhadap eksportir biodiesel pada November 2013. Pengenaan ini dikhawatirkan berdampak negatif terhadap perdagangan CPO sebagai bahan baku biofuel di negara UE.

Oleh karena itu, lanjutnya, pada bulan Oktober importir mengambil langkah antisipasif untuk mengimpor biodiesel dan CPO sebanyak mungkin sebelum BMAD efektif diberlakukan.

Sementara itu, imbuhnya, permintaan dari China juga meningkat hingga 62% dibandingkan September 2013, dari 182.000 ton menjadi 296.000 ton. Peningkatan dipengaruhi kurangnya produksi minyak nabati dalam negeri, sementara penggunaannya sebagai bahan makanan dan biofuel meningkat.

Di sisi lain, ekspor CPO ke Amerika Serikat justru terkoreksi hingga 38% atau 22.000 ton. Volume ekspor pada Oktober 2013 menjadi 35.000 ton dari 57.000 ton pada September 2013. Penurunan permintaan diindikasi terpengaruh efek dari US Government shutdown atau tutupnya kegiatan pemerintahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper