Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Jual Kembali Marak, IHSG Pekan Ini Semakin Melemah

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bakal melanjutkan pelemahan terkait dengan potensi aksi jual yang akan kembali terjadi.
BEI/Bisnis.com
BEI/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bakal melanjutkan pelemahan terkait dengan potensi aksi jual yang akan kembali terjadi.

“IHSG sempat berada di bawah target support kami dan mengakhirinya di kisaran target tersebut sehingga memberi gambaran masih adanya potensi aksi jual yang melemahkan indeks,” ujar Kepala Riset PT Trust Securities Reza Priyambada, Sabtu (16/11/2013).

Reza memperkirakan sepanjang pekan depan IHSG akan berada pada rentang support 4.268-4.300 dan resisten 4.430-4.496. Dia berharap pelemahan dapat terbatas, sehingga tidak memperpanjang tren pelemahan yang terjadi.

“Pelaku pasar dapat mencermati sektor konsumer, pertambangan, properti, serta perdagangan pada pekan depan,” jelasnya.

Untuk pekan depan, beberapa data ekonomi yang akan menjadi perhatian sentimen global antara lain overall net capital flows, NAHB housing market index, pidato Bernanke, penjualan ritel, rerata inflasi, existing home sales, business inventories, dan redbook AS.

Selama pekan lalu IHSG berbalik arah melemah seiring kembali kurang kondusifnya sentimen sepanjang sepekan kemarin. Laju nilai tukar rupiah yang masih dalam tren penurunannya seiring masih beredarnya spekulasi pengurangan stimulus AS berimbas negatif pada laju IHSG yang tidak mampu bertahan di zona hijau.

Meski sempat positif saat laju bursa saham Asia menghijau tetapi karena belum membaiknya nilai rupiah dan masih defisitnya neraca pembayaran BI serta masih adanya nett sell asing memberatkan IHSG untuk melanjutkan penaikan.

Sepanjang pekan kemarin, asing semakin masif  melakukan penjualan saham hingga senilai Rp2,22 triliun atau lebih besar dari pekan sebelumnya senilai Rp1,15 triliun.

Pergerakan IHSG kembali melanjutkan pelemahannya pada awal pekan di tengah variatif cenderung menguatnya laju bursa saham Asia dan positifnya laju bursa saham AS di akhir pekan sebelumnya.

Saat itu pelaku pasar bersikap wait & see jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) untuk mengetahui bagaimana pandangan BI terhadap perekonomi Indonesia ke depannya dan apakah ada perubahan suku bunga acuan, BI rate.

Antisipasi pelaku pasar terhadap rilis BI rate telah membawa saham-saham perbankan melemah dan menyeret saham-saham di sektor lainnya. Laju IHSG yang awalnya hanya melemah tipis dan mencoba untuk rebound, berubah menjadi pelemahan setelah dipersuram oleh hasil RDG BI yang menaikkan BI rate dari level 7,25% menjadi 7,5%

Penaikan tersebut dinilai Reza membuat adanya persepsi kondisi makroekonomi Indonesia belum akan membaik dan terutama timbul juga penilaian masih akan tingginya inflasi hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper