Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas di COMEX Naik Untuk Pertama Kali Dalam 6 Sesi

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, Kamis atau Jumat (15/11/2013) pagi WIB, naik untuk pertama kalinya dalam enam sesi karena ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru untuk mencabut kebijakan stimulus moneternya.

Bisnis.com, CHICAGO -  Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, Kamis (Jumat pagi WIB), naik untuk pertama kalinya dalam enam sesi karena ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru untuk mencabut kebijakan stimulus moneternya.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik US$17,9  atau 1,41%  menjadi US$1.286,3  per ounce.

Wakil Ketua Federal Reserve Janet Yellen, Kamis (14/11/2013), mengatakan dalam keterangannya yang disiapkan untuk Kongres, bahwa meskipun ekonomi AS secara signifikan lebih kuat dan terus membaik, negaranya harus "lebih jauh lagi untuk pergi mendapatkan kembali kekuatan yang hilang dalam krisis dan resesi." Sementara pernyataan Yellen hampir tidak mengejutkan, mereka sudah cukup untuk memicu sebuah putaran "short covering" setelah lima sesi penurunan berturut-turut pada emas.

Emas, tuis Xinhua yang dikutip Antara,  juga mendapat dukungan pada Kamis karena Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran pertama kalinya, turun tipis 2.000 menjadi 339.000 dalam pekan yang berakhir 9 November, lebih tinggi dari perkiraan ekonom sebanyak 335.000.

Dewan Emas Dunia (WGC)dalam sebuah laporan yang dirilis pada Kamis, mengatakan bahwa permintaan emas fisik pada kuartal ketiga turun 21%  dari waktu yang sama tahun lalu menjadi 868,5  ton.

Analis pasar berpendapat bahwa jika harga emas tidak menembus US$1.430  dalam dua kuartal berikutnya, permintaan investasi untuk emas dapat terus menurun.

-Harga Emas Berpotensi Tertekan Dibayangi Sentimen Tapering ...

-Harga Emas Comex Anjlok Rp5.557/gram, Rabu (13/11) Pagi ...

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Newswire/Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper