Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Diprediksi Rp11.175—Rp11.425/US$, Hadapi Tekanan Eksternal

Pada sisa transaksi pekan ini rupiah diprediksi menghadapi sejumlah tekanan yang datang dari faktor eksternal. Analis memperkirakan, rupiah akan berada pada rentang Rp11.175Rp11.425 per dolar AS.

Bisnis.com, JAKARTA—Pada sisa transaksi pekan ini rupiah diprediksi menghadapi sejumlah tekanan yang datang dari faktor eksternal. Analis memperkirakan, rupiah akan berada pada rentang Rp11.175—Rp11.425 per dolar AS.

Pada penutupan transaksi Senin (4/11/2013), nilai rupiah tercatat melemah 0,19% menjadi Rp11.356 per dolar AS di Bloomberg Dollar Index. Angka tersebut adalah yang terendah sejak Jumat (11/10) saat rupiah bertengger di Rp11.365 per dolar AS.

Adapun Bank Indonesia (BI) menetapkan nilai tengah rupiah pada Rp11.389, melemah dibandingkan dengan penutupan pada akhir pekan lalu sebesar Rp11.354. Selasa (5/11) pasar domestik libur terkait perayaan tahun baru Islam.

Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, saat ini data eksternal, terutama data AS adalah faktor kuat yang mengendalikan laju pergerakan mata uang Garuda. Isu pengurangan stimulus moneter (tapering) yang kembali mengemuka membuat pasar waspada terhadap rilis data ekonomi AS.

“Lebih condong [pada isu eksternal] karena masalah tapering masih kuat. Rupiah masih tertekan karena terbukanya isu the Fed [Federal Reserve tapering] ini, tapi laju pelemahan rupiah akan bisa tertahan di awal pekan ini,” kata Ariston pada Bisnis.

Sejumlah data ekonomi penting dari AS akan dirilis pekan ini di antaranya klaim tunjangan pengangguran mingguan, produk domestik bruto AS kuartal III/2013, nonfarm payrolls, dan pidato dari Gubernur the Fed Ben S. Bernanke. Sebagian besar rilis tersebut menumpuk pada akhir pekan ini.

Meski data ekonomi eksternal cukup ramai, bukan berarti tidak ada data ekonomi internal yang ditunggu pasar. Walau tak sekuat data luar negeri, ada data produk domestik bruto Indonesia kuartal III/2013 yang akan rilis minggu ini.

Namun, Ariston menilai pengaruh data tersebut akan lebih kecil dibandingkan dengan data AS dan pengaruhnya hanya temporer. “Sedikit [pengaruhnya], paling tidak membuat rupiah bertahan sampai ada data dari AS kalau datanya bagus,” katanya. Prediksi yang beredar, tingkat PDB Indonesia kuartal III akan berada pada kisaran 5,6%.

Sementara itu analis dari PT Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai pasar memang terpengaruh dengan isu eksternal, namun apresiasi negatif terhadap nilai rupiah lebih disebakan oleh tak ada sesuatu yang signifikan dalam data ekonomi Oktober.

Dia mengungkapkan, pasar menantikan data neraca pembayaran triwulan III/2013 yang akan dikeluarkan BI pada tengah bulan ini. “Kita menunggu beberapa hal, bisa jadi karena neraca perdagangan defisit, neraca perdagangan khawatirnya tidak sebaik yang diperkirakan BI,” katanya.

Soal tapering, dia mengaku banyak alasan bagi the Fed untuk menangguhkan pengurangan stimulus moneter AS. Pasalnya, negara tersebut tengah dilanda berbagai masalah ekonomi, terutama fiskal. Masalah debt ceiling pun belum terselesaikan secara sempurna.

“Saya kira kalau [tapering] Desember nggak ya, the Fed khawatir kalau tidak didorong moneternya dimana fiskalnya nggak bisa jalan cepat, akan sia-sia yang sudah mereka lakukan,” ungkapnya.

Sebagai catatan, isu tapering ini mengemuka pascarapat Fed Open Market Committee (FOMC). Pada rilis hasil keputusannya, the Fed tak memberikan petunjuk apapun soal kapan mereka bakal tapering. Hal ini menimbulkan spekulasi di pasar bahwa the Fed bisa jadi mengurangi stimulusnya pada FOMC Desember.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper