Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Ingin Geser London Metal Exchange

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia ingin menggeser London Metal Exchange (LME) sebagai pusat harga timah dunia dengan mewajibkan pemegang izin ekspor timah (ET) untuk melalui mekanisme bursa lokal.

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia ingin menggeser London Metal Exchange (LME) sebagai pusat harga timah dunia dengan mewajibkan pemegang izin ekspor timah (ET) untuk melalui mekanisme bursa lokal.

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sutriono Edi, tujuan mekanisme ini adalah untuk menjadikan Bursa Timah Indonesia (BTI) sebagai referensi harga timah dunia.

"Saat ini, pemerintah tengah mengkaji penerapan mekanisme serupa untuk beberapa komoditas lainnya seperti kopi, kakao, karet, dan batu bara," katanya di Jakarta, Jumat (4/10/2013).

Timah mencetak reli harga ke level tertinggi dalam 6 bulan di LME sepanjang September pascapenerapan kebijakan Kementerian Perdagangan RI tersebut. Imbasnya, ekspor timah batangan menurun tajam dan mengerek harga timah global.

“Saar penjualan mulai menurun, produsen timah lokal akan berusaha mendesak pemerintah untuk melonggarkan peraturan tersebut sehingga kita bisa melihat koreksi harga pada November,” kata sejumlah analis dari INTL FCStone Inc.

Salah seorang analis, Edward Meir, menilai konsumen enggan bertransaksi di bursa di Indonesia untuk membeli timah karena mereka menduga harga bakal melonjak hingga US$25.000 per ton sebelum akhirnya jatuh.

Terkait hal tersebut, juru bicara LME, Miriam Heywood menolak menanggi hal tersebut.

Defisit Global

Timah untuk pengiriman dalam 3 bulan menjadi logam yang paling kinclong di bursa LME pascaaplikasi kebijakan ini menambah defisit pasokan timah global. Logam industry yang mencetak reli ke posisi US$23.500 pada 30 September lalu, tertinggi sejak 19 Maret, ditutup pada level US$22.750 kemarin.

Pasokan di LME anjlok 25 ton menjadi 13.170 ton kemarin. Angka tersebut adalah penurunan tertinggi sejak Januari. “Regulasi tersebut menyebabkan hambatan serius,” kata Manager Penelitian dari St. Albans, ITRI Ltd. Inggris, Peter Kettle. Kenaikan harga timah dunia tak diimbangi dengan anjloknya volume sehingga aliran uang juga turut berkurang, kata Kettle.

Data dari Standard Bank Group Ltd. menunjukkan, defisit global diprediksi melampaui 2 kali lipat dengan jumlah sekitar 6.000 tahun ini hingga 13.000 ton pada 2015.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper