Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis T.P Rachmat: Menanti Kiprah 'Astra Dua' di Lantai Bursa

Bisnis.com, JAKARTA - "Sering, ketika saya ngomong kerja di Triputra, orang banyak yang tidak tahu. Tetapi, kalau sudah menyebut nama Pak T.P Rachmat, semua langsung mengenal," cerita Direktur Keuangan Triputra Group, Erida Djuhandi.

Bisnis.com, JAKARTA - "Sering, ketika saya ngomong kerja di Triputra, orang banyak yang tidak tahu. Tetapi, kalau sudah menyebut nama Pak T.P Rachmat, semua langsung mengenal," cerita Direktur Keuangan Triputra Group, Erida Djuhandi.

T.P Rachmat yang dimaksud Erida yakni Theodore Permadi Rachmat alias Teddy Rachmat, mantan Presiden Direktur (Presdir) PT Astra International Tbk yang juga tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.

Globe Asia pada Juni 2013 menempatkan T.P Rachmat di baris ke-13 dari 150 orang kaya Indonesia dengan aset tak kurang dari US$2 miliar.

Setelah pensiun dari Astra pada 2002, T.P Rachmat mulai membesarkan grup bisnis yang dibangunnya sejak 1998, Triputra. Kini, bisnis Triputra berada di bawah bendera Triputra Investindo Arya.

Menarik dicermati, lini bisnis Triputra Group dengan 14 subholding company di seluruh penjuru negeri, hampir sejalan dengan bisnis yang ditekuni kelompok Astra.

Triputra mempunyai 4 kelompok bisnis utama seperti agribisnis, pertambangan, manufaktur, dan perdagangan jasa.

Dari lini agribisnis, Triputra memiliki anak usaha yang bergerak di bisnis crumb rubber processor, perkebunan sawit, karet, dan kayu.

Bahkan, Erida berani menyebut bahwa perusahaan crumb rubber processor yang berada di bawah PT Kirana Megantara merupakan pemain kedua terbesar di dunia.

"Agrobisnis kami punya sekitar 15 pabrik dengan market share di Indonesia sekitar 18% dan produk yang dihasilkan hampir 100% untuk ekspor," katanya.

Selain itu, bisnis perkebunan Triputra berjalan di bawah bendera PT Triputra Agro Persada (TAP) yang awal Juli lalu memperoleh suntikan dana US$470 juta dari 14 bank lokal dan asing.

Tahun lalu, TAP juga mendapatkan suntikan dana US$200 juta lewat Goverment of Singapore Investment Corporation dan Northstar Equity Partners. Keduanya saat ini tercatat sebagai pemegang saham minoritas di TAP.

Northstar merupakan perusahaan investasi milik Patrick Waluyo yang tak lain menantu dari T.P Rachmat.

Masih di bisnis perkebunan, Triputra juga merupakan pemegang 27,04% saham di PT Dharma Satya Nusantara Tbk, perusahaan yang resmi melantai di bursa baru-baru ini.

Bisnis Triputra juga cukup mapan di sektor pertambangan. Meski bukan yang paling dominan, Triputra memiliki saham di PT Adaro Energy Tbk, selain mengendalikan bisnis tambang lain melalui PT Padang Karunia, Bhakti Energy Persada, dan Pesona Khatulistiwa Nusantara.

Salah satu putra T.P Rachmat, Christian Ariano Rachmat saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur di Adaro Energy.

Total cadangan batu bara dari bisnis tambang Triputra itu mencapai 6 miliar ton di wilayah Kalimantan.

Jika ada yang menyebut Triputra sebagai 'Astra Kedua' rasanya itu menjadi wajar saja. Sebagai orang yang pernah di belakang kendali Astra, TP. Rachmat benar-benar membangun Triputra dengan 'roh' Astra.

Banyak alumni Astra yang saat ini berada di balik kemudi Triputra.

Harus diakui, Astra tumbuh besar sebagai perusahaan raksasa di Indonesia yang sampai Juni 2013 memiliki aset sebesar Rp197,16 triliun dengan pendapatan Rp94,23 triliun.

Triputra sendiri, akhir 2012 berhasil membukukan pendapatan Rp38 triliun dengan target sampai 2015 mendatang mengantongi pendapatan hingga Rp56 triliun.

Beberapa bisnis di bidang manufaktur Triputra, memiliki koneksi langsung dengan Astra. Melalui anak usaha Pako, Triputra menggandeng PT Astra Otoparts Tbk sebagai strategic partner.

Demikian halnya di bidang perdagangan jasa. Lewat PT Daya Adicipta, Triputra menguasai 10% pangsa pasar penjualan produk kendaraan bermotor merek Honda di Jawa Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku.

Mereka juga tercatat sebagai penguasa pasar penyedia persewaan mobil melalui PT Adi Sarana Armada Tbk atau ASSA Rent yang kini memiliki armada lebih dari 12.000 unit.

Jika Astra memiliki bisnis bank melalui PT Bank Permata Tbk yang dimiliki secara bersama dengan Standard Chartered Bank, Triputra memiliki Bank Sahabat Purba Danarta.

Bank Sahabat yang memilih terjun di sektor mikro dalam waktu dekat akan memperoleh pendanaan dari PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

Erida mengaku pengembangan bisnis Triputra dilakukan dengan berbagai cara, seperti strategic partner, pinjaman perbankan, maupun penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).

"Ada beberapa [perusahaan] yang saat ini dalam proses strategic partner. Perkiraan selesai tahun depan, tetapi karena masih proses belum bisa dijelaskan rincinya. Semua dilakukan untuk pertumbuhan perusahaan," kata Erida.

Selain itu, ada pula beberapa perusahaan lain di bawah Triputra yang siap melantai di bursa.

Menjadi penantian yang cukup berarti, jika akhirnya satu per satu perusahaan Triputra Group hadir dan menyemarakan pasar bursa Indonesia. Setidaknya, perusahaan mapan yang memiliki bisnis sekuat Astra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper