Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ANALISIS INVESTASI: Tekanan Jual Masih Bayangi IHSG dan Rupiah

BISNIS.COM, JAKARTA—Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 87,96 poin ke level 4.777,36 setelah para pemodal asing kembali membukukan aksi jual, adapun pelemahan indeks tersebut dibarengi dengan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

BISNIS.COM, JAKARTA—Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 87,96 poin ke level 4.777,36 setelah para pemodal asing kembali membukukan aksi jual, adapun pelemahan indeks tersebut dibarengi dengan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di level 10.087.

Selama 3 hari, IHSG turun 4,86% dari 5.021,61 pada Selasa (4/6/2013). Tekanan jual didominasi saham-saham berkapitalisasi besar seperti Bank BRI, Telkom Indonesia dan Bank Mandiri. Investor asing mencatat penjualan bersih Rp1,23 triliun, atau mencapai Rp13 triliun jika diakumulasi sejak 23 Maret.

Hal itu merupakan lanjutan dari pekan lalu, dimana investor asing mencatatkan jual bersih tertinggi sekitar Rp5,09 triliun, naik 15,95% dari pekan sebelumnya Rp4,39 triliun. Tingginya jual bersih asing itu sejalan dengan pergerakan IHSG yang tercatat turun 4,18% dalam sepekan yang lalu dari 5.068 menjadi 4.865.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia mengatakan tekanan jual yang sangat besar sejak 23 Maret, sebesar Rp13 triliun memang menjadi alasan utama ambruknya indeks. Hal itu juga berdampak pada banyaknya aksi lepas rupiah dan membuat remuk terhadap dolar.

“Kondisi pasar pasca rencana penaikan BBM memang makin labil. Namun menurut perhitungan saya, level bottom dari IHSG seharusnya dapat tercapai pada minggu depan,” ujar Satrio, Senin (10/6/2013).

Dia menambahkan, jika IHSG sudah mencapai bottom, maka kemungkinan untuk rebound kembali terbuka, hal itu karena posisi net sell sudah berkurang banyak. Namun menurutnya yang ditakutkan adalah aksi all out pemodal asing yang sebelumnya pernah terjadi pada April tahun lalu, jika terjadi lagi, maka kemungkinan IHSG akan makin merosot.

Yosua Sori Bonatua Batubara, analis PT.eTrading Securities mengatakan, secara teknikal setelah menghasilkan sinyal dead cross antara indikator MA5 dan MA20, IHSG sempat berkonsolidasi di level psikologis 5.000.

“Sebelum akhirnya breakdown dan kini kembali menghasilkan signal death cross kembali pada indikator MA5 & MA60,” ujarnya.

Menurutnya hal ini mengindikasikan masih kuatnya tren bearish yang sedang terjadi yang mengoreksi IHSG. Diperkirakan pada minggu ini IHSG masih akan terkoreksi untuk menguji level support yang berada pada level 4.720.

Christandi Rheza Mihardja, analis PT Sinarmas Sekuritas mengatakan perdagangan pada kawasan Asia esok hari akan dipengaruhi oleh keputusan kebijakan moneter Jepang dan data core machine order dari Jepang.

“Pada perdagangan Selasa [11/6/2013], secara teknikal indeks diperkirakan bergerak melemah di kisaran 4.750-4.810,” katanya.

Rheza menambahkan, sementara itu BBM diperkirakan akan mengalami kenaikan pada pertengahan bulan Juni setelah pemerintah menyetujui rencana pembagian BLT kepada rakyat miskin di Indonesia pada tanggal 7 Juni kemarin. Hal tersebut akan memicu kenaikan inflasi pada kuartal ketiga.

“Saham-saham yang dapat diperhatikan untuk perdagangan pada esok hari adalah SIMP, GJTL, MDRN, BTPN,” tambahnya.

Di sisi lain, sikap pemerintah yang lamban dan menunda kenaikan BBM menimbulkan kesan bahwa pemerintah tidak serius dalam membenahi defisit fiskal.

Jumlah saham yang ditransaksikan hari ini mencapai 5,4 miliar lembar senilai Rp7,4 triliun dengan frekuensi 170,8 ribu kali transaksi. Hanya 68 saham menguat, 210 saham turun, dan 77 lainnya tak berubah.

Malangnya, dibanding IHSG, bursa regional Asia cenderung menguat. Indeks Nikkei 225 menguat 4,94 %. Melonjaknya Nikkei dipicu data pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal pertama 2013 sebesar 4,1%.

Kemudian bursa Hong Kong naik 0,18% ke 21.615,09, bursa Korea naik 0,46%. Sementara bursa Shanghai libur.Adapun di kawasan Asean, bursa Singapura naik 0,50%, Malaysia naik 0,69%, Thailand menanjak 0,81%, Filipina melonjak 2,59%.

Sementara indeks Bisnis27 turun 1,53% dari 396,19 menjadi 390,12. Penurunan tersebut sudah terjadi sejak Selasa (4/6) sebesar 5,46% dari 412,66. (Giras Pasopati)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper