Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Merasa Nyaman dengan Kondisi Rupiah Saat ini

BISNIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia menyatakan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah dalam beberapa hari terakhir masih sesuai dengan fundamental Indonesia

BISNIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia menyatakan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah dalam beberapa hari terakhir masih sesuai dengan fundamental Indonesia

Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), mengatakan nilai tukar Rupiah masih  sesuai dengan kondisi fundamental Indonesia, yakni konsisten dengan perkiraan inflasi kedepan. Selain itu nilai tukar Rupiah juga  konsisten dgn perkiraan pertumbuhan ekonomi kedepan dan konsisten dengan neraca pembayaran sekarang.

“Kami bisa katakan bahwa BI sudah happy dengan yang ada sekarang, karena itu lebih realistis dan lebih menggambarkan kondisi fundamental ekonomi kita,” ujarnya hari ini, Jumat (31/5/2013).

Menurutnya, BI memandang kondisi nilai tukar Rupiah yang lebih realistis pada Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor), daripada acuan lain yang menggunakan kuotasi dan persepsi. Berdasarkan transaksi Jisdor  pagi tadi, nilai tukar Rupiah menguat ke Rp9.802/US$, dari sehari sebelumnya Rp9.811/US$.

Sementara itu, kontrak Rupiah satu bulan pada non-deliverable forwards (NDF) di Singapura anjlok 0,9% menjadi Rp10.084/US$ pada pukul 16:24 WIB terendah sejak 2009. Nilai kontrak turun 3,2% dalam sebulan, tertinggi sejak Mei 2012.

Agus Martowardojo, Gubernur BI, menegaskan pelemahan nilai tukar dialami secara global akibat perkembangan kebijakan Amerika.

”Karena Federal Reserve memang memberi signal untuk quantitative easing akan dipercepat selesainya,” ujarnya.

Hal tersebut, lanjutnya direspon oleh pelaku usaha yang khawatir terhadap kondisi likuiditas. “Kalau di Indonesia memang mau mendekati akhir bulan kebutuhan Dolar untuk korporasi masih tinggi,” ujarnya.

Dia menegaskan bank sentral akan selalu di pasar dan siap melakukan intervensi bila diperlukan. “Kami akan intervensi karena mau memberikan confident bahwa ini semua kita amati. Dan yang akan kami sampaikan, bahwa tidak perlu ragu dengan likuiditas,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper