Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA EMITEN: INDF dan ICBP Bagikan Dividen Rp2,7 triliun

BISNIS.COM, JAKARTA—PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan entitas anak PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) berencana membagikan dividen tunai tahun fiskal 2012 senilai Rp2,71 triliun, naik 7,1% dari tahun sebelumnya Rp2,53 triliun.

BISNIS.COM, JAKARTA—PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan entitas anak PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) berencana membagikan dividen tunai tahun fiskal 2012 senilai Rp2,71 triliun, naik 7,1% dari tahun sebelumnya Rp2,53 triliun.

Rencananya, Indofood akan membayar dividen Rp186 per lembar saham setara Rp1,63 triliun, atau 50% dari capaian laba bersih tahun lalu sebesar Rp3,26 triliun. Pembayaran dividen akan dilakukan pada 2 Agustus 2013.

Nilai dividen emiten yang dikendalikan Grup Salim itu tumbuh 5,8% ketimbang realisasi untuk tahun buku 2011 senilai Rp1,54 triliun. Kenaikan dividen sejurus dengan perningkatan laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari Rp339 menjadi Rp374 per lembar saham.

Sementara itu, Indofood CBP akan membagikan dividen Rp1,08 triliun setara Rp186 per saham, atau 50% dari raihan laba bersih 2012 senilai Rp2,17 triliun. Pemegang saham perseroan dijadwalkan menerima dividen pada 31 Juli 2013.

Anthoni Salim, Direktur Utama Indofood mengatakan pertumbuhan nilai dividen divisi produk konsumen bermerek merefleksikan kesuksesan perseroan meraih pertumbuhan laba bersih sepanjang 2012.

Kelompok produk konsumsi bermerek memberikan kontribusi 45% terhadap total pendapatan yang diraih entitas induk PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Sementara divisi bogasari berkontribusi 26%, agribisnis 21%, dan distribusi menyumbang 8%.

Bahkan, perseroan mampu menjaga pertumbuhan laba bersih pada kuartal I/2013. Indofood CBP meraup laba bersih Rp683 miliar, naik 9,6% dari kinerja pada periode yang sama 2012 senilai Rp623 miliar.

“Kami yakin menjaga pertumbuhan hingga akhir tahun dengan melakukan efisiensi untuk setiap ongkos produksi. Hal itu perlu dilakukan untuk antisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi,” ucap Anthoni, Selasa (29/5/2013).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper