Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI INDEKS: Awal Tahun, berpeluang terkoreksi

JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang terkoreksi meski ada sentimen positif terkait penyelesaian fiscal cliff.Analis Indosurya Asset Management Fridian Warda mengatakan IHSG pada perdagangan pada awal tahun dapat bergerak di kisaran

JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang terkoreksi meski ada sentimen positif terkait penyelesaian fiscal cliff.Analis Indosurya Asset Management Fridian Warda mengatakan IHSG pada perdagangan pada awal tahun dapat bergerak di kisaran 4.285-4.350 setelah ditutup pada naik 4.316 pada akhir 2012."Pasar sudah price in [terlalu mahal], mungkin naik tetapi tidak terlalu besar. Saya masih skeptik kalau pembukaan tidak turun dari level psikologis 4.300," ujarnya (1/1/2013).Potensi koreksi terjadi pada indeks saham di perdagangan awal tahun setelah fenomena kenaikan harga pada akhir tahun yang disebut window dressing.Selain itu, dia menyarankan investor untuk menunggu indeks turun hinggi di level 4.180 sebelum kembali mengoleksi saham meski pada awal tahun ada kemungkinan January effect, yaitu fenomena kenaikan harga saham pada bulan pertama setiap tahun."Jangan terlalu berharap kepada January effect, investor disarankan untuk wait and see dulu sebelum ambil posisi," katanya (1/1).Di sisi lain, Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan ada optimisme kebijakan Pemerintah Amerika Serikat untuk mengatasi fiscal cliff setelah senat AS mengambil suara untuk menghindari kenaikan pajak dan pemangkasan belanja."IHSG ada peluang reli hingga 4.400 secara technical bisa seperti itu tapi semua berujung kepada penyelesaian fiscal cliff," ujarnya.Meskipun demikian ada sentimen negatif yang dapat menahan kenaikan indeks termasuk kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang berdampak pada inflasi.Dia pun menjelaskan minggu pertama perdagangan di tahun 2013 sangat menentukan pergerakan indeks selama sebulan ke depan dan January effect dapat terjadi."January effect terjadi biasanya di saham lapis ketiga, seperti sektor properti yang telah mengalami koreksi pada Desember. Investor biasanya mengambil untung pada Desember dan mengambil posisi spekulasi pada awal tahun," ujarnya.Berkaitan dengan sektor penggerak indeks, Fridian menjelaskan adanya optimisme ekonomi AS pulih, saham-saham komoditas dan pertambangan mendapat dorongan setelah tahun lalu terkoreksi cukup parah.Namun, dia tetap merekomendasikan saham berkapitalisasi besar untuk perdagangan awal tahun seperti BMRI, BBRI, PTBA dan HRUM.Terkait dengan jam perdagangan baru yang berlaku mulai 2 Januari, Fridian mengatakan perdagangan di BUrsa Efek Indonesia akan lebih aktif karena semakin dekat dengan waktu pembukaan bursa regional.Seperti diberitakan sebelumnya, pembukaan perdagangan sesi pertama dimulai pukul 09.00 WIB atau 30 menit lebih cepat dari sebelumnya dan ditutup lebih lambat sehingga waktu lebih panjang.Sistem jam perdagangan baru ini akan didahului oleh pre-opening sesi perdagangan pertama yang dimulai pukul 08.45-08.55 WIB.Sedangkan sesi 2, akan dibuka pada pukul 13.30 WIB hingga 15.50 WIB, tanpa ada pembentukan harga closing. Pre-closing dilakukan pada pukul 15.55-16.00 WIB, penutupan dilakukan pada 16.00-16.05 WIB, dan post-trading pada pukul 16.05-16.15 WIB.(msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurul Hidayat
Sumber : Hanum Kusuma Dewi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper