Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AKSI EMITEN: CP Prima Minta Suspensi Sahamnya Dilepas

JAKARTA: PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima) kembali meminta PT Bursa Efek Indonesia agar suspensi perdagangan saham perseroan di pasar reguler dilepas.

JAKARTA: PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima) kembali meminta PT Bursa Efek Indonesia agar suspensi perdagangan saham perseroan di pasar reguler dilepas.

 

Sekretaris Perusahaan CP Prima Armand Ardika mengatakan pembukaan suspensi sangat diperlukan dalam memfasilitasi proses alami price forming/discovery dari sistem di pasar modal. Permintaan yang sama juga pernah disampaikan sebelumnya oleh manajemen perusahaan.

 

“Perseroan berpendapat bahwa aspirasi pelaku pasar dapat tersalurkan lebih baik dengan adanya perdagangan saham di main board,” ujarnya dalam keterbukaan informasi kepada BEI, hari ini.

 

Permintaan tersebut disampaikan manajemen emiten berkode saham CPRO itu setelah melaporkan adanya usaha mendapatkan persetujuan dari krediturnya untuk skema pengaturan perjanjian (scheme of arrangement) investor obligasi dolarnya.

 

Armand mengatakan pihaknya akan menyerahkan dokumen dan berkas pendukung ke Pengadilan Singapura dalam beberapa pekan.

 

“Target waktu paling lambat yang diharapkan perseroan adalah sebelum rapat umum pemegang saham luar biasa yang rencananya akan diadakan pada September 2012,” ujarnya.

 

Menurutnya, berdasarkan mekanisme di Pengadilan Singapura, voting suara 75% akan membuat scheme of arrangement penyelesaian obligasi perseroan dapat berlaku.

 

Obligasi bertenor 5 tahun itu diterbitkan oleh anak usaha CP Prima yakni Blue Ocean Resources Ltd pada 2007 senilai US$325 juta. Namun, kondisi keuangan yang menurun dan diklaim diperburuk oleh serangan virus infectius myonecrosis virus (IMNV) membuat perseroan belum dapat melunasi kupon obligasi itu sejak akhir 2009.

 

 

Dalam surat yang sama, emiten juga menyampaikan nilai pendapatannya sebesar Rp1,79 triliun per kuartal I/2012. Pendapatan itu berasal dari perusahaan induk Rp905,69 miliar dan anak usaha Rp888,94 miliar. Sepanjang tahun lalu perusahaan membukukan pendapatan Rp7,52 triliun tetapi masih membukukan rugi tahun berjalan Rp2,03 triliun. (yus)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper